manusia dan kebudayaan

Manusia di alam dunia ini memegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari banyak segi. Dalam ilmu eksakta, manusia dipandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia), manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energi (ilmu Fisika), manusia merupakan mahluk biologis yang yang tergolong dalam golongan mahluk mamalia (biologi).
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia
1) Manusia itu terdiri dari empat unsur yang sating terkait, yaitu
a. Jasad, yaitu : badan kasar manusia yang nampat pada luamya, dapat diraba dan difoto, dan menempati ruang dan waktu ( hal 62)
b. hayat, yaitu : mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak (hal 66)
c. ruh, yaitu : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahimya kebudayaan (hal 77)
d. nafs, dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri (hal 79). ( Asy’arie, 1992 hal : 62-84)
2) Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :
a. Id, yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak.
b. Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif’ karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain. Perkembangan ego terjadi antara usia satu dan dua tahun, pada saat anak secara nyata berhubungan dengan lingkungannya.
c. Superego, merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kita-kira pada usia lima tahun. Dibandingkan dengan Id dan ego, yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan ekstemal. Jadi superego

merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dan sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dan pandangan-pandangan orang tua.

hakekat manusia

CIRI-CIRI TINGKAH LAKU MANUSIA YANG MEMBEDAKAN DARI MAKHLUK –MAKHLUK LAIN

June 27, 2009 by zihan syarfilani

KEPEKAAN SOSIAL

Manusia bukan saja merupakan makhluk sosial, yaitu makhluk yang harus hidup dengan sesamanya dan selalu membutuhkan kerja sama dengan sesamanya (seperti halnya dengan beberapa jenis hewan tertentu). Tetapi lebih dari itu manusia mempunyai kepekaan sosial. Kepekaan sosial bearti kemampuan untuk menyesuaikan tingkah laku dengan harapan dan pandangan orang lain. Misalnya, perbuatan seseorang akan berbeda-beda kalau menghadapi orang yang sedang marah, sedang gembira, sedang sedih dan lain-lain. Tingkah laku seseorang juga akan berbeda dalam lingkungan orang-orang yang sedang berpesta, sedang memperingati kematian, atau sedang berdiskusi.

KELANGSUNGAN TINGKAH LAKU

Tingkah laku atau perbuatan manusia tidak terjadi secara sporadis (timbul dan hilang di saat tertentu), tetapi selalu ada kelangsungan (kontinuitas) antara satu perbuatan dengan perbuatan berikutnya. Misalnya seorang anak yag masuk sekolah hari ini, akan bersekolah lagi besok dan bersekolah terus bertahun-tahun untuk akhirnya mempunyai kepandaian tertentu dan mendapat pekerjaan, mempunyai penghasilah, berkelaurga,berketurunan dan seterusnya. Pendek kata, tingkah laku manusia tidak pernah berhenti pada suatu saat. Perbuatan terdahulu merupakan persiapan bagi perbuatan yang kemudian, sedangkan yang kemudian merupakan merupakan kelanjutan dari perbuatan sebelumnya. Dengan demikian adalah kaliru kalau seseorang memandang masa kanak-kanak atau masa remaja misalnya, sebagai suatu tingkat perkembangan yang berdiri sendiri, yangterlepas dari tingkat-tingkat perkembangan lain dalam kehidupan seseorang.

ORIENTASI PADA TUGAS

Tiap-tiap tingkah laku manusia selalu mengarah pada suatu tugas tertentu. Hal ini nampak jelas pada perbuatan-perbuatan seperti belajar atau bekerja, tetapi hal ini juga terdapat pada tingkah laku lain yang nampak tidak ada tujuannya.

Seorang anak misalnya, yang sedang bermain menyusun benteng dari pasir di pantai laut, tiba-tiba merusak benteng itu dan mendirikan sebuah lagi di tempat lain. Nampaknya anak itu melakukan sesutu tanpa tujuan, tetapi pada hakikatnya ia sedang mempelajari sift-sifat pasir, bagaimana kalau dihancurkan, dan sebagainya. Bahkan pada orang yang sedang bermalas-malasan beristirahat merupakan sebagian tugas yang harus dipenuhi agar ia bisa mengumpulkan energi kembali untuk dapat bekerja lagi, dn seterusnya.

Pengertian Kebudayaan
Secara praktis, kebudayaan adalah sistem nilai dan gagasan utama (vital). Sistem nilai dan gagasan utama itu benar-benar oleh para pendukung kebudayaan yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu, sehingga mendominasi keseluruhan kehidupan para pendukung itu, dalam arti mengarahkan tingkah laku mereka dalam masyarakat. Dapat dikatakan pula, bahwa sistem nilai dan gagasan utama itu memberi seperangkat model untuk bertingkah laku. Sistem nilai dan gagasan utama sebagai hakekat kebudayaan terwujud dalam tiga sistem kebudayaan secara terperinci, yaitu sistem ideologi, sistem social, dan sistem teknologi. Sistem ideology meliputi etika, norma, adat istiadat, dan peraturan hokum. Sistem sosial meliputi hubungan dan kegiatan sosial di dalam masyarakat. Sistem teknologi meliputi segala perhatian serta penggunaannya, sesuai dengan nilai budaya yang berlaku.

WUJUD KEBUDAYAAN
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu
1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia :
Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidal( dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup.
2. Kompleks aktivitas :
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati atau diobservasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial.
3. Wujud sebagai benda :
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya. Kebudayaan dalam bentuk fisik yang kongkret bisa juga disebut kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam sampai pada benda yang bergerak.

7 unsur kebudayaan universal yang selanjutnya disebut cultural universals, yaitu sebagai berikut.

1. Sistem kepercayaan (sistem religi)

2. Sistem pengetahuan

3. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia

4. Mata pencaharian dan sistem-sistem ekonomi

5. Sistem kemasyarakatan

6. Bahasa

7. Kesenian

Urutan unsur-unsur kebudayaan di atas menurut Koentjaraningrat didasarkan pada mudah atau susahnya suatu unsur kebudayaan mengalami perubahan. Artinya, unsur kebudayaan yang ada pada nomor urut pertama dianggap sebagai unsur kebudayaan universal yang paling sulit berubah, sedangkan urutan yang terakhir merupakan unsur kebudayaan yang paling mudah berubah.

Fungsi Unsur-Unsur Kebudayaan Universal

Pembahasan tentang fungsi unsur kebudayaan mulai muncul setelah Malinowski memunculkan tulisan-tulisan yang beraliran fungsionalisme. Aliran ini memandang bahwa segala sesuatu akan tetap ada jika masih memiliki fungsi, termasuk unsur-unsur kebudayaan yang ada dalam masyarakat.

Berbagai unsur kebudayaan yang ada dalam masyarakat memiliki fungsi untuk memuaskan suatu rangkaian hasrat atau naluri akan kebutuhan hidup manusia yang disebut basic human needs. Misalnya, unsur kebudayaan sistem religi atau agama.

Unsur ini sangat dibutuhkan oleh manusia terutama untuk menjawab ketidakberdayaan manusia dalam mengahadapi berbagai masalah kehidupan yang sulit diterima akal. Agama juga berfungsi untuk mengatur kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Penciptanya.

Sistem pengetahuan berfungsi untuk menjawab kebutuhan manusia akan rasa ingin tahu. Dengan pengetahuan, manusia dapat memenuhi segala macam kebutuhan hidupnya.

Unsur lainnya, yaitu peralatan dan perlengkapan hidup manusia yang selanjutnya bisa disebut sebagai teknologi, juga mempunyai fungsi yang sangat penting bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Dengan teknologi, manusia semakin mudah memenuhi segala kebutuhan.

Dalam kehidupan, manusia juga memerlukan mata pencaharian atau sistem ekonomi. Dengan mata pencaharian atau sistem ekonomi, manusia dapat memenuhi kebutuhan produksi, distribusi, maupun konsumsi.

Sistem kemasyarakatan atau sistem sosial juga diperlukan oleh manusia. Manusia mempunyai kecenderungan untuk berkelompok, maka mereka membentuk keluarga dan kelompok sosial lainnya yang lebih besar.

Adapun unsur bahasa dan unsur kesenian juga sangat dibutuhkan oleh manusia. Tanpa bahasa, baik lisan, tulisan, maupun bahasa isyarat, manusia akan mengalami kesulitan untuk berkomunikasi. Dengan kesenian manusia mampu memenuhi kebutuhan rekreasi atau mampu mengapresiasikan perasaan seninya.

penyebab terjadinya perubahan kebudayaan
Faktor Intern antara lain:

* Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)
* Adanya Penemuan Baru:

1. Discovery: penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada
2. Invention : penyempurnaan penemuan baru
3. Innovation /Inovasi: pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada. Penemuan baru didorong oleh : kesadaran masyarakat akan kekurangan unsure dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat

* Konflik yang terjadii dalam masyarakat
* Pemberontakan atau revolusi

Faktor ekstern antara lain:

1. perubahan alam
2. peperangan
3. pengaruh kebudayaan lain melalui difusi(penyebaran kebudayaan), akulturasi ( pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi)

Jadi menurut Soerjono Soekanto faktor pendorong perubahan sosial adalah:

1. sikap menghargai hasil karya orang lain
2. keinginan untuk maju
3. system pendidikan yang maju
4. toleransi terhadap perubahan
5. system pelapisan yang terbuka
6. penduduk yang heterogen
7. ketidak puasan masyarakat terhadap bidang kehidupan tertentu
8. orientasi ke masa depan
9. sikap mudah menerima hal baru.

pengertian dialektis
Pengertian Dialektika Hegel

Dialektika disini berasal dari dialog komunikasi sehari-hari. Ada pendapat dilontarkan ke hadapan publik. Kemudian muncul tentangan terhadap pendapat tersebut. Kedua posisi yang saling bertentangan ini didamaikan dengan sebuah pendapat yang lebih lengkap. Dari fenomen dialog ini dapat dilihat tiga tahap yakni tesis, antitesis dan sintesis. Tesis disini dimaksudkan sebagai pendapat awal tersebut. Antitesis yakni lawan atau oposisinya. Sedangkan Sintesis merupakan pendamaian dari keduanya baik tesis dan antitesis. Dalam sintesis ini terjadi peniadaan dan pembatalan baik itu tesis dan antitesis. Keduanya menjadi tidak berlaku lagi. Dapat dikatakan pula, kedua hal tersebut disimpan dan diangkat ke taraf yang lebih tinggi. Tentunya kebenaran baik dalam tesis dan antitesis masih dipertahankan. Dalam kacamata Hegel, proses ini disebut sebagai aufgehoben.

Bentuk triadik dari dialektika Hegel yakni tesis-antitesis-sintesis berangkat dari pemikir-pemikir sebelum Hegel. Antinomi Kantian akan numena dan fenomena menimbulkan oposisi yang tidak terselesaikan[1]. Kemudian Fichte dengan metode ”Teori Pengetahuan”-nya tetap memunculkan pertentangan walaupun sudah melampaui sedikit apa yang dijabarkan oleh Kant.

sumber :
http://www.crayonpedia.org/mw/Faktor-Faktor_Penyebab_Perubahan_Sosial._Faktor%E2%80%93Faktor_Internal._Faktor-Faktor_Eksternal_9.1

http://www.anneahira.com/7-unsur-kebudayaan-universal.htm

http://asiaaudiovisualexc09zihansyarfilani.wordpress.com/2009/06/27/ciri-ciri-tingkah-laku-manusia-yang-membedakan-dari-makhluk-%E2%80%93makhluk-lain/

0 komentar:

Posting Komentar